top of page
Anchor 1

BATIK

PENUNTUN HIDUP

Lahir. Hidup. Mati. Ini merupakan siklus hidup semua
manusia yang hidup di bumi. Sedari awal dimulai dari dalam
kandungan hingga tiada, manusia menjalankan proses kehidupan
yang sarat dengan makna. Tidak semua proses ini dapat tercatat
dengan baik, tetapi dengan adanya budaya luhur di Indonesia ini, kita
dapat melihat pemaknaan alur hidup manusia dan segala harapan-
harapan baik dalam selembar kain yakni kain batik.

Lahir

Kain Batik motif Gringsing ini biasanya sering digunakan untuk menyelimuti dan membedong bayi yang baru lahir. Kain batik dengan motif ini dipercaya dapat melindungi dari penyakit yang bisa masuk dalam tubuh sang bayi. Namun tidak hanya digunakan untuk bayi, motif ini juga dipercaya untuk membantu penyembuhan penyakit untuk orang dewasa. 

Anchor 2
batik%202%20(1)_edited.jpg

Anak

Kain batik motif Kawung atau picis biasanya digunakan untuk anak--anak yang belum mengalami akil balik. Motif ini menggambarkan karakteristik dari anak kecil yang masih polos. Selain itu motif Kawung yang berupa bulatan lonjong  dengan dua titik didalamnya ini menjadi pengingat terhada 4 hal yakni, Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, kawan, dan diri sendiri. Keempat hal ini dianggap menjadi pondasi dalam hidup yang manusia jalani.

remaja

Kain batik dengan motif Parang Kusumo umum digunakan oleh para remaja. Diambil dari Kusumo yang memiliki arti bunga. Kain ini merupakan kain wajib dalam acara khitanan yang melambangkan perubahan anak-anak menjadi remaja yang juga digambarkan sebagai bunga yang baru saja mekar. Tekad kuat, digambarkan sebagai karang di laut agar sang anak kuat menghadapi kehidupan. Untuk anak dari raja Keraton, kain ini dibuat menggunakan teknik prada yang diberi hiasan emas dalam motifnya untuk melambangkan kebesaran.

dewasa

Motif Madu Bronto ini digunakan untuk penandaan laki-laki yang sudah beranjak menjadi pria. Motif ini menggambarkan masa dimasa seorang laki-laki jatuh cinta kepada perempuan. Pada jaman dahulu laki-laki yang belum menikah akan menggunakan kain ini untuk memasuki rumah perempuan yang ia sukai. Hal ini menjadi tanda umum pada jamannya bahwa sang lelaki akan melamar perempuan yang tinggal dalam rumah itu.

Sama halnya dengan kain batik motif Madu Bronto, Motif Grompol ini digunakan oleh perempuan yang sudah beranjak dewasa menjadi wanita dan masih lajang. Penggunaan kain ini menunjukan bahwa sang wanita siap untuk dipinang oleh keluarga lain. Pada jaman sekarang kain ini dapat digunakan dalam acara lamaran.

lamaran

Kain batik dengan motif Cakar Ayam ini digunakan untuk fase selanjutnya setelah lamaran. Satu hari sebelum hari pernikahan, calon pengantin akan melakukan Upacara Siraman yang melambangkan pembersihan secara lahir batin. Motif ini melambangkan semangat hidup manusia di masa yang akan datang yang erat kaitannya dengan calon pengantin agar siap menghadapi fase hidup berkeluarga.

Kain batik motif Wahyu Tumurun umum digunakan orang tua saat Upacara  Siraman sebagai perlambangan akan wahyu atau anugrah yang turun. Penggunaan motif ini juga bisa dikatakan doa untuk anak mereka yang akan menikah agar selalu diberkati dan dilindungi oleh Yang Maha Kuasa serta sebagai ucapan syukur kedua mempelai atas pernikahan yang akan terjadi. 

midodareni

Kain batik motif Truntum ini akan digunakan pada malam setelah siraman disaat calon pengantin laki-laki menghampiri kediaman mempelai perempuan untuk memberikan seserahan. Pada malam itu pengantin laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan untuk bertemu karena adanya kepercayaan bahwa ada berkat yang turun untuk mempelai perempuan untuk menyempurnakan dan mempercantik mempelai perempuan sebelum hari pernikahan. Pada saat itu serahan diterima oleh orang tua pihak perempuan, sedangkan calon pengantin perempuan berada dikamarnya ditemani sanak saudara yang lain.

Pernikahan

Sido memiliki arti jadi,

Mukti memiliki keberuntungan,

serta Asih yang memiliki arti sayang.

Motif Sidomukti dan Sidoasih menjadi

motif dari kain batik yang umum digunakan oleh mempelai pada hari pernikahan mereka. Sidomukti memiliki perlambangan agar keluarga yang terbentuk setelah pernikahan ini dilingkupi oleh keberuntungan. Sedangkan motif Sidoasih melambangkan tentang harapan dan doa yang sudah terkabul yakni persatuan dua insan dalam pernikahan. 

            Motif Truntum sendiri digunakan oleh orang tua pada saat hari pernikahan anak mereka sebagai perlambangan bahwa orang tua menjadi penuntun anaknya dalam dalam ritual untuk menuju kehidupan rumah tangga. Selain itu orang tua juga menjadi panutan dari anak-anaknya untuk mengarungi kehidupan sebagai keluarga. 

keluarga

Setelah Upacara Pernikahan, pasangan akan menjalani masa berkeluarga. Kain batik motif Tambal ini dapat digunakan sehari-hari. Maknanya sendiri untuk menambal segala kekurangan dalam diri sendiri agar bisa menjadi lebih baik. Dengan baiknya individu yang ada dalam keluarga, maka harapan dari keluarga yang harmonis akan tercapai. Selain itu kain ini juga digunakan dikala sakit untuk menambal sesuatu yang mebuat diri kita cepat sembuh. 

parang rusak.jpg

?

Motif Parang tidak disarankan untuk berbagai acara keluarga karena adanya kepercayaan bahwa penggunaan motif ini akan menimbulkan perpecahan atau perang.

kehamilan

Di dalam keluarga, kedatangan sang anak menjadi hal yang paling ditunggu oleh calon orang tua. Dalam proses kehamilan, khususnya pada bulan ke-7, keluarga akan merayakan Upacara Mitoni. Dalam salah satu proses upacara ini, calon ibu akan di balut dengan kain batik yang akan diganti sebanyak 7 kali dan diakhiri dengan kain lurik. Lurik melambangkan kesederhanaan dan harapan bahwa akan anak yang lahir akan menjadi   pribadi yang sederhana dan selalu ingat akan keluarga                           dan tanah kelahirannya. Penggantian                                      kain batik ini bisa menggunakan                                                 motif apapun yang memiliki                                                 makna baik untuk jabang bayi.

Meninggal

Kain batik motif Slobok atau motif Kawung tanpa titik ini biasanya digunakan untuk menyelimuti tubuh dari seorang yang sudah meninggal ataupun untuk melayat. Motif Slobok berasal dari kata lobok atau longgar memiliki makna agar yang meninggal dibeli kelonggaran saat menghadap Yang Maha Esa. Sedangkan motif Kawung tanpa titik ini memberi perlambangan akan tubuh yang sudah kosong, dikarenakan jiwa yang mengisi tubuh sudah pergi kembali ke Yang Maha Esa. 

bottom of page